Dinasti Usmani, Syafawi, dan Mughal
Sabtu, 26 Juli 2014
0
komentar
Peradaban Islam Masa 3 Kerajaan Besar
Turki Usmani, Safawi, dan Mughal
Dinasti Usmani di Turki (1299-1924 M)
Dinasti Turki Usmani merupakan kekhalifahan yang cukup besar dalam
Islam dan berpengaruh signifikan dalam perkembangan wilayah Islam di
Asia, Afrika, dan Eropa (wilayah kekuasaannya sampai Eropa Timur, Asia
Kecil, Asia Tengah, Timur Tengah, Mesir, dan Afrika Utara). Peran yang
paling menonjol terlihat dalam birokrasi pemerintahan yang bekerja untuk
para khalifah Bani Abbasiyah.
Keterlibatan secara politik ini menjadi awal mereka membangun
kekuasaan, yaitu Bani Saljuk (1038-1194; independen tapi loyal ke
Abbasiyah). Dinasti ini muncul ketika dunia Islam mengalami fragmentasi
kekuasaan pada periode kedua Abbasiyah (abad ke-9; ada bani Aghlab di
Kairawan, Bani Tulun di Mesir, Saman di Bukhara, dan Buwaih di Baghdad
dan Syiraz). Setelah Baghdad hancur di tangan Mongol, mereka
memproklamirkan diri.
Di antara negara muslim, Turki Usmani-lah yang dapat mendirikan
kerajaan yang paling besar dan paling lama berkuasa (7 Abad dengan 37-8
Sultan).
Asal-Usul Usmani; pendirinya bangsa Turki dari kabilah Oghus yang
mendiami daerah Mongol dan daerah utara Cina. Dalam jangka waktu 3 Abad
mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Masuk Islam pada
abad 9/10 ketika menetap di Asia Tengah.
Kerajaan Usmani diambil dan dibangsakan kepada Sultan pertama,
yaitu Usmani Ibn Sauji Ibn Orthogol Ibn Sulaiman Syah Ibn Kia Alp/Usman I
yang bergelar Padisyah Alu Usman (Raja Besar keluarga Usman).
Mencapai kegemilangannya pada saat menaklukkan pusat peradaban dan
pusat agama Nasrani di Bizantium, yaitu Konstantinopel* oleh sultan
Muhammad II/Sultan Muhammad al-Fatih pada tahun 1453 M. Dari sini
ekspansi Islam sampai ke Wina (Austria)
Kejayaannya pada abad ke-16. daerah kekuasaannya membentang dari
selat Persia di Asia sampai ke pintu gerbang kota Wina di Eropa, dan
dari laut Gaspienne di Asia sampai ke Aljazair di Afrika Barat.
Sultan pertama adalah Sultan Usman I (1299-1326 M), sultan terakhir
adalah Sultan Abdul Majid II (1922-1924). Dan sejak itu kerajaan Turki
Usmani dihapuskan dan diganti dengan Republik Turki dengan Mustafa Kamal
Ataturk sebagai presiden pertamanya.
*telah berulang kali pasukan muslim sejak masa Umayyah berusaha menaklukkan Konstantinopel, selalu gagal.
Peradaban Islam di Turki
Beberapa wilayah Islam di Eropa; Bosnia Herzegovina, Montenegro, Serbia, dll, menjadi bukti perkembangan Islam berkat Turki Usmani.
Beberapa wilayah Islam di Eropa; Bosnia Herzegovina, Montenegro, Serbia, dll, menjadi bukti perkembangan Islam berkat Turki Usmani.
1. Bidang Pemerintahan dan Militer; organisasi militernya dimenej
dengan rapi, terutama ketika dipimpin oleh Orkhan. Bangsa-bangsa
non-Turki direkrut, anak-anak Kristen yang masih kecil diasramakan dan
dibimbing dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Inilah pasukan
Yenisseri/Inkisyariah yang menjadikan Turki Usmani mesin perang terkuat.
Ada juga pasukan kaum feodal yang dikirim untuk pemerintah pusat,
disebut Thaujiah + angkatan laut. Tapi faktor utama kemajuan militer
Turki adalah karena tabiat bangsa Turki sendiri yang bersifat militer,
berdisiplin, dan patuh terhadap peraturan. Pengelolaan pemerintahannya
juga rapi; struktur pemerintah lengkap, dan ada UU (multaqa al-Abhur)
pada masa Sulaiman I.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan; peradaban Turki merupakan perpaduan
Persia, Bizantium, dan Arab. Ajaran etika dan tata krama dalam istana
raja-raja diserap dari Persia; militer dan pemerintahan dari Bizantium;
sosial kemasyarakatan dan ekonomi dari arab.
3. Bidang Kebudayaan; abad ke-17 ada penyair terkenal , Nafi yang
bekerja untuk Murad Pasya dengan karya-karya sastra Kaside; penulis
istana, yi Yusuf Nabi yang piawai dengan puisi-puisinya; bidang prosa,
ada 2 tokoh terkemuka, yi Katip Celebi dan Evliya Celebi. Mustafa Ibn
Abdullah, yang dikenal Katip Celebi/Haji Halife (1609-1657) menulis buku
bergambar/karya terbesar Kasyf az-Zunun fi Asmai al-Kutub wal-Funun
(sebuah presentasi biografi penulis-penulis penting di dunia timur
bersama daftar dan deskripsi lebih dari 1500 buku berbahasa Turki,
Persia, dan Arab; Penyair diwan, Muhammad Esat Efendi yang dikenal
dengan Galip Dede/Syah Galip; Arsitektur Turki luar biasa dan berbeda
dengan daulah Islam lainnya.
4. Bidang Keagamaan; Agama merupakan faktor penting dalam
transformasi sosial dan politik; masyarakat digolongkan berdasarkan
agama; kerajaan sangat terikat dengan syariat sehingga peran mufti
sangat penting (kebijakan harus dengan legitimasi mufti); Tarekat yang
berkembang adalah Tarekat Bektasyi (berpengaruh dominan di kalangan
Yeniseri) dan Tarekat Maulawi (didukung para penguasa); Kajian ilmu-ilmu
agama tidak berkembang. Para penguasa lebih senang menegakkan satu
faham dan menekan paham lain. Sultan Abdul Hamid yang begitu fanatik
pada Asy’ariyah menyuruh syaikh Husein al-Jissr ath-Tharablusi menulis
al-Husun al-Hamidiyah (benteng pertahanan Abdul hamid) yang mengupas
masalah ilmu kalam untuk melestarikan aliran yang dianutnya. Akibat
kelesuan di bid. Ilmu agama dan fanatik berlebihan, ijtihad tidak
berkembang (hanya Syarah dan Hasyiyah=catatan).
Renungan: Turki yang begitu gagah, akhirnya harus mendapat predikat ‘The sick man of the Europa’ (si sakit yang ada di Eropa)
Kerajaan Usmani kurang berhasil dalam bidang IPTEK karena lebih
mengutamakan kekuatan militer. Kekuatan militer yang tidak diimbangi
oleh kemajuan IPTEK, tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari
Eropa yang lebih maju dan canggih.
Kemandegan IPTEK ada kaitannya dengan perkembangan metode berpikir
yang kolot dan tradisional; di kalangan ulama mereka cenderung menutup
diri dari pengaruh kemajuan Eropa dan ini berakibat pada menurunnya
semangat berpikir bebas akibat pemahaman tasawuf yang keliru.
Kekalahan dalam bidang politik berdampak pada kekalahannya di
bidang ekonomi. Abad ke-17 Eropa mulai menerapkan Kapitalisme, dan
memasarkan produknya ke semua negara—termasuk Turki—sehingga
industri-industri di Turki mati.
Turki Usmani hanya kuat secara militer. Peradaban dan kebudayaannya
jauh tertinggal, maka negeri-negeri yang sudah ditaklukkan akhirnya
melepaskan diri dari kekuasaan pusat dan perjalanan dakwah belum
berhasil maksimal.
Kelemahan Turki Usmani dimanfaatkan Eropa untuk menjajah negeri-negeri muslim bekas koloninya di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Faktor-faktor Penyebab Kemunduran Turki Usmani menurut Dr. Badri Yatim, M.A.
1.Wilayah kekuasaan yang sangat luas; administrasinya rumit dan
kompleks; para penguasa berambisi menguasai wilayah tsb dan terlibat
perang terus menerus dengan berbagai bangsa.
2.Heteroginitas penduduk
3.Kelemahan para penguasa; sepeninggal Sulaiman al-Qanuni. Negara kacau dan tak mampu lagi teratasi.
4.Budaya korupsi; untuk menjabat harus menyuap, mengakibatkan dekadensi moral kian merajalela dan pemerintahan rapuh.
5.Pemberontakan tentara Yenisseri; kemajuan ekspansi Turki karena tentara ini, memberontak 4 x (1525, 1632, 1727, dan 1826 M)
6.Merosotnya perekonomian; perang tak pernah berhenti, ekonomi merosot
7.Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi
●
Kilas Balik…
Karakteristik dunia Islam abad ke-17 bertumpu pada 3 kerajaan besar, yaitu Syafawi, Mughal, dan Usmani dengan dua periode.
Periode 1500-1700 merupakan fase kemajuan 3 kerajaan tersebut;
bahkan pada abad ke-17 Syafawi dan Mughal moncer, sebaliknya Usmani
mengalami kemunduran di segala bidang. karakteristikIslam abad ke-17
ditandai dengan ketertutupan (psikologi orang bangkrut) yang sebelumnya
jaya. Islam lebih bersifat reaksioner terhadap kemajuan Barat, sementara
perpecahan internal masih begitu kental antarumat Islam.
Syafawi bermadzhab resmi Syi’ah (sampai sekarang Iran menjadi pusat
aliran Syi’ah), sementara Usmani Sunni. Pertentangan antara Syi’ah dan
Sunni merupakan gangguan politik internasional Islam yang dieksploitasi
Eropa—pada saat itu mulai bangkit—untuk memperlemah keduanya. Kerajaan
Mughal di India berusaha memperkecil pertentangan antara Sunni-Syi’ah.
Peradaban Islam Dinasti Safawiyah (1502-1722 M)
Asal-Usul Dinasti Safawiyah
Di Persia. Berasal dari gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil
(Azerbaijan), sesuai dengan nama pendirinya: Shafi ad-Din (1252-1334 M).
Ia keturunan Imam Syi’ah ke-6, Musa al-Kazhim. Gurunya syaikh Tajudin
Ibrahim Zahidi yang dikenal dengan Zahid al-Gilani (menjadi mertuanya).
Gerakan ini bertujuan memerangi orang-orang ingkar/ahli bid’ah; dari
pengajian tasawuf murni berkembang menjadi gerakan kenamaan, diorganisir
secara rapi. Nah gerakan keagamaan yang dipegang secara fanatik
biasanya timbul keinginan untuk berkuasa; mulai menentang madzhab lain.
Pendiri Dinasti: Ismail; puncak kejayaan: Abbas I.
Dinasti ini bermusuhan dengan kerajaan Usmani (Sunni). Fanatisme
Sultan Salim I dari Turki memaksanya membunuh 40 ribu orang syi’ah di
negaranya. Inilah contoh kekejaman atas nama agama.
Kemajuan Peradaban Dinasti Safawiyah
1.Bidang Ilmu Pengetahuan; bidang ilpeng dan sains, Safawiyah lebih
maju dari kerajaan lainnya pada masa yang sama. Ilmuwan: Bahauddin
Syaerazi, Muhammad Baqir bin Muhammad Damad (filsuf ahli sejarah,
teolog, dan peneliti lebah).
2.Bidang Ekonomi; stabilitas politik Abbas I berimbas pada
perekonomian; dikuasainya kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun diubah
menjadi Bandar Abbas, jalur perdagangan antara Timur-Barat yang biasa
diperebutkan Belanda, Inggris, dan Perancis menjadi milik Safawi. Tanah
pertaniannya juga subur, terutama di daerah Sabit Subur (fortile
crescent).
3.Bidang Arsitektur; ibukota Isfahan penuh dengan bangunan indah;
jembatan raksasa di atas Zende Rud, istana Chihil Sutun, 162 masjid, 48
akademi, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum. Arsitektur tinggi
terlihat di Masjid Shah (dibangun tahun 1611 M) dan masjid Syaikh
Lutfillah (dibangun tahun 1603 M).
4.Bidang kesenian; kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani,
pakaian dan tenun, tembikar, dll. Seni lukis juga dirintis sejak zaman
Tahmasp I, nahkan Raja Ismail I pada tahun 1522 membawa seorang pelukis
Timur bernama Bizhad ke Tabriz.
5.Bidang Tarekat; tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam bidang politik dan pemerintahan.
Dinasti Mughal di India
(1526-1707 M)
(1526-1707 M)
Asal-Usul; bukan kerajaan Islam pertama di anak benua India. Awal
kekuasaan Islam terjadi pada masa khalifah al-Walid (Bani Umayyah) di
bawah pasukan Muhammad Ibn Qasim.
Didirikan oleh Zahiruddin Babur (salah satu cucu Timur Lenk)
Sultan besar ; Akbar (1556-1606), Jengahir (1605-1627), Syah Jehan (1628-1658), dan Aurangzeb (1659-1707).
Bagaimana Peradaban?
1. Politik dan sosial;
a. Di masa Akbar, kerajaan dijalankan tidak dengan kekerasan, tidak
membeda-bedakan , menghormati perbedaan agama; administrasi sangat
tertib dan teratur; ada menteri-menteri; pemungut pajak harus santun;
Akbar adalah reforman kerajaan Mughal, dan tokoh moderat-toleran.
b. Digantikan anaknya, Salim yang bergelar Nuruddin Muhammad Jangahir
Padshah Ghazi (ia terlalu baik hati dan lemah. Beraliran Sunni dengan
bahasa resmi Persia).
2. Pengetahuan dan Seni;
a. Akbar, menjadikan 3 bahasa sebagai bahasa nasional; Arab =bahasa
agama; Turki=bangsawan; Persia=istana dan kesusasteraan. Ia juga
memodifikasi 3 bahasa itu ditambah bahasa India menjadi bahasa Urdu.
b. Bidang filsafat cukup maju, tokohnya Akbar sendiri; tokoh tasawuf Mubarok, Abul Faidh, dan Abu Fadl.
c. karya sastra, satrawan sufi Malik Muhammad Jayadi dengan karyanya
Padmavat (karya alegoris dengan pesan kebajikan jiwa manusia
d. bangunan; Akbar = istana Fatpur di Sikri; syah Jehan = Tajmahal di Aqra, masjid berlapis mutiara.
Sumber : http://iimazizah.wordpress.com/2011/04/26/dinasti-usmani-syafawi-dan-mughal/